Mereka yang bisa menerima kenyataan adalah mereka yang mampu berbahagia. Mengutip perkataan Barry Neil Kaufman, kebahagiaan adalah pilihan sementara, sedangkan kesengsaraan adalah opsi.
Adalah kita sendiri yang menjadi pengambil keputusan, mau berbahagia atau tidak. Kaitannya lebih pada penerimaan kenyataan, bahwa kita sedang mengalami suatu masalah atau bahkan pada hal kecil, seperti berada di resort bintang lima, penjara dengan pengawasan ketat, atau bahkan ruang sidang thesis sekalipun.
Pikiran melayang itu biasa, tapi pada saat kita selalu menginginkan hal lain dari yang bisa kita terima atau yang kita kita alami, disitulah timbul permasalahan. Muncullah perasaan depresi yang awalnya hanya ketidakrelaan atau tidak adanya rasa ikhlas (nerimo kalau menurut perkataan orang Jawa).
Sebagian dari cara individu mereduksi perasaan tertekan, kecemasan, stres, atau pun konflik, adalah dengan melakukan mekanisme pertahanan diri, baik secara sadar maupun tidak. Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan diri untuk menunjukkan proses tak sadar yang melindungi si individu dari kecemasan melalui pemutarbalikan kenyataan.
Pada dasarnya strategi-strategi ini tidak mengubah kondisi objektif bahaya dan hanya mengubah cara individu mempersepsi atau memikirkan masalah itu. Ada beberapa mekanisme, tetapi yang buat saya paling fatal adalah sebagai berikut :
DENIAL - Bila individu menyangkal kenyataan, maka dia menganggap tidak ada atau menolak adanya pengalaman yang tidak menyenangkan (sebenarnya mereka sadari sepenuhnya) dengan maksud untuk melindungi dirinya sendiri. Penyangkalan kenyataan juga mengandung unsur penipuan diri.
REACTION FORMATION - Individu dikatakan mengadakan pembentukan reaksi adalah ketika dia berusaha menyembunyikan motif dan perasaan yang sesungguhnya (mungkin dengan cara represi atau supresi), dan menampilkan ekspresi wajah yang berlawanan dengan yang sebetulnya. Dengan cara ini individu tersebut dapat menghindarkan diri dari kecemasan yang disebabkan oleh keharusan untuk menghadapi ciri-ciri pribadi yang tidak menyenangkan. Kebencian, misalnya tak jarang dibuat samar dengan menampilkan sikap dan tindakan yang penuh kasih sayang, atau dorongan seksual yang besar dibuat samar dengan sikap sok suci, dan permusuhan ditutupi dengan tindak kebaikan.
MENARIK DIRI - Reaksi ini merupakan respon yang umum dalam mengambil sikap. Bila individu menarik diri, dia memilih untuk tidak mengambil tindakan apapun. Biasanya respons ini disertai dengan depresi dan sikap apatis.
MENGELAK - Bila individu merasa diliputi oleh stres yang lama, kuat dan terus menerus, individu cenderung untuk mencoba mengelak. Bisa saja secara fisik mereka mengelak atau mereka akan menggunakan metode yang tidak langsung.
Yang sedang akrab dengan kehidupan saya adalah mereka (dalam hal ini dua orang) yang hobi sekali melakukan DENIAL. Yang pertama berpura-pura keadaan baik-baik saja dengan tidak pernah membahas masalah yang ada, sehingga tentu tidak akan ada solusi yang tidak diinginkannya (disini hanya tersedia satu opsi, karena jalan buntu yang ditemui).
Kemudian yang kedua berpura-pura hal yang terjadi padanya (hal buruk) adalah hal yang baik. Dihajar artinya berani, bukannya menganggap hal yang telah dilakukannya (penyebab dia dihajar) adalah salah. Sehingga timbul permasalahan baru, karena ketidakmampuannya membedakan urusan pribadi dan urusan pekerjaan.
One thing leads to another. Hanya karena mereka tidak berani menghadapi kenyataan, apa perlu mereka menyeret orang lain ke dalamnya?
2 comments:
wah.. dalem. tadinya aku kira Freud itu cuma seputar seksual masa kecil.
bagaimana dengan menyembunyikan hal yang sebenarnya dengan hal yang menyakitkan karena yang sebenarnya bisa jadi lebih menyakitkan.
Ok thanks
Post a Comment